Selasa, 17 Maret 2009

STUDI NILAI — NILAI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM USAHA PELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN L

Oleh: YUNIAR AVIATI SYARIEF, S.P, M.T.A
Lembaga Penelitian
Dibuat: 2009-03-18 , dengan 1 file(s).
Keywords: HUTAN MANGROVE, LABUHAN MARINGGAI, USAHA
Subject: HUTAN MANGROVE
Call Number: 634.9 Sya s C.1

KESIMPULAN

1. Nilai-nilai budaya dalam pelestarian hutan mangrove di Desa margasari telah
menyebar secara merata di dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut adalah nilai
teori, nilai kepercayaan, nilai ekonomi, nilai seni dan nilai solidaritas.
2. Proses pelembagaan nilai-nilai budaya terjadi karena kerusakan hutan
mangrove yang semakin parah dan masyarakat mulai menyadari akan pentingnya kebeeradaan hutan mangrove.

a. Nilai teori dalam pelestarian hutan mangrove
Pada awal penanaman hutan mangrove, masyarakat tidak melakukan observasi karena tanaman mangrove ditanam di lahan tambak milik warga
yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Seining dengan berjalannya waktu dan pesatnya laju pembangunan, masyarakat mulai melakukan observasi.
Sebelum melakukan penanaman, masyarakat terlebih dahulu mempersiapakan lahan untuk penanaman. Persiapan tersebut terdiri dari 3
tahapan yaitu pembuatan jalur tanam, pembersihan jalur tanam, pemasangan ajir dan jarak tanam. Sementara itu, penanaman mangrove
yang biasa dilakukan oleh masyarakat Desa Margasari menggunakan teknik penanaman langsung dengan propagul. Setelah tanaman mangrove ditanam
dan dapat tumbuh dengan baik, maka dilakukan pemeliharaan yaitu dilakukan penyiangan, penyulaman dan penjarangan. Semua kegiatan
tersebut telah dilakukan oleh masyarakat Desa Margasari sejak awal penanaman hutan mangrove.

b. Nilai kepercayaan dalam pelestarian hutan mangrove Nilai kepercayaan yang berkembang di di masyarakat Desa Margasari
adalah "Ruatan Laut". Acara ini merupakan ritual yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah dan hasil
tambak yang diperoleh selama satu tahun. Masyarakat jugs meyakini
bahwa acara ini dapat menolak hal-hal yang tidak diinginkan (penolak bala). Acara ini sudah dilakukan sejak dahulu, yaitu sejak banyaknya
nelayang dari Jawa yang dating ke Desa Margasari.

c. Nilai ekonomi dalam pelestarian hutan mangrove Dahulu, masyarakat Desa Margasari menebang hutan mangrove untuk
dijadikan sebagai tambak karena keuntungannya yang besar. Setelah terjadi abrasi yang menyebabkan rusaknya infrastrulctur desa dan hilangnya sebagian besar tambak milik masyarakat serta menurunnya basil tambak, maka masyarakat mulai menanami kembali hutan mangrove. Saat ini, masyarakat telah memlmati hasil dari keberadaan hutan mangrove yaitu
hasil yambak yang semakin membaik dan tanaman mangrove dapat
digunakan sebagai bahan obat-obatan, makanan, penghasil benih/bibit ikan,
udang dan kepiting.

d. Nilai seni dalam pelestarian hutan mangrove.
Dahulu, dalam kegiatan pelestarian hutan mangrove, masyarakat lebih
berorientasi pada nilai-nilai ekonomi. Saat ini, kawasan hutan mangrove
mulai dijadikan sebagai kawasan wisata dengan tetap memperhatikan
kelestarian hutan mangrove. Hutan mangrove yang ada di Desa Margasari
memiliki keindahan tersendiri dan sangat menarik untuk dikunjungi. Selain itu, pada tahun 2003 pemerintah membuat jalan trail sepanjang 800 meter
dan pada tahun 2004 ditambah lagi 500 meter, di sepanjang jalan ini dibuat menara dan pondok-pondok. Pembuatan jalan trail ini bertujuan untuk
objek wisata alam dan penelitian.

e. Nilai solidaritas dalam pelestarian hutan mangrove Pada awalnya, kegiatan rehabilitasi hutan mangrove di Desa Margsari hanya melibatkan pihak-pihak tertentu saja. Namun, karena hasil yang didapatkan kurang memuaskan, maka pemerintah mulai melibatkan seluruh anggota masyarakat. Sampai saat ini, dalam setiap kegiatan pelestarian
hutan mangrove masyarakat selalu diikutsertakan.

3. Terlembaganya nilai-nilai budaya dalam pelestarian hutan mangrove di Desa
Margasari dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1) Motivasi dalam melestarikan
hutan mangrove;
2) Pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove;
3) Pengalaman masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove; 4) Sanksi;
5) Keterlibatan Pemerintah/LSM; 6) Kondisi sosial-ekonomi; dan 7) Kondisi
linglcungan fisik.
4. Tingkat partisipasi kelompok masyarakat dalam Pengelolaan Hutan
Mangrove di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai
Kabupaten Lampung Timur termasuk dalam kategori tinggi dengan
skor rata-rata 24,32.
5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kelompok masyarakat
dalam Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Margasari Kecamatan
Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur adalah tingkat
kekosmopolitan, pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan hutan
mangrove dan tuntutan sosial dalam masyarakat. Sedangkan sikap

masyarakat terhadap pengelolaan hutan mangrove tidak berhubungan
dengan partisipasi dalam Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Margasari
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

Hubungi kami:

DL Name: Lampung University Library

PublisherID: LAPTUNILAPP

Organization: Lampung University

Contact: Perpustakaan Universitas Lampung

Address: Jl.Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

City: Bandar Lampung

Region: Lampung

Country: Indonesia

Phone: 62-721-706352

Fax: 62-721-706351

Admin Email: dedi[at]unila.ac.id

CKO Email: library[at]unila.ac.id

Sumber : http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-res-2009-yuniaravia-1454